Rabu, 13 April 2011

ngentot mama tiri

Andi Ngentot Mama Tirinya

Aku memang punya ‘kelainan’ yaitu Oedipus Complex, senang dan terangsang bila melihat wanita lebih tua (STW) yang cantik. Nafsuku akan menggebu-gebu. Semua itu berpengaruh di tempat tidur karena akan lebih hot karena dasarnya aku suka sekali. Pengalaman berikut adalah yang aku alamin saat remaja. Mungkin pula pengalaman ini yang membekas di pikiranku secara psikologis sehingga aku menjadi lelaki yang suka wanita lebih tua. Pengalaman di bawah ini nggak akan pernah aku lupa.
Saat usia 10 tahun, Papa dan Mama bercerai karena alasan tidak cocok. Aku sebagai anak-anak sih nerima aja tanpa bisa protes. Saat aku berusia 15 tahun, Papa kawin lagi. Papa yang saat itu berusia 37 tahun kawin dengan Tante Nuna yang berusia 35 tahun. Tante Nuna orangnya cantik, setidaknya pikiranku sebagai lelaki di usia ke 15 tahun yang sudah mulai merasakan getaran terhadap wanita. Tubuhnya tinggi, putih, pantatnya berisi dan buah dadanya padat. Saat menikah dengan Papa, Tante Nuna juga seorang janda tapi nggak punya anak.
Sejak kawin, Papa jadi semangat hidup berimbas ke kerjanya yang gila-gilaan. Sebagai pengusaha, Papa sering keluar kota. Tinggallah aku dan ibu tiriku di rumah. Lama-lama aku jadi deket dengan Tante Nuna yang sejak bersama Papa aku panggil Mama Nuna. Aku jadi akrab dengan Mama Nuna karena kemana-mana Mama minta tolong aku temenin. Di rumah pun kalo Papa nggak ada aku yang nemenin nonton TV atau nonton film VCD. Aku senang sekali dimanja sama Mama baruku ini.

Setahun sudah Papa kawin dengan Mama Nuna tapi belom ada tanda-tanda kalo aku bakalan punya adik baru. Bahkan Papa semakin getol cari duit dan sering banget keluar kota. Aku dan Mama Nuna semakin akrab aja. Sampai-sampai kami seperti tidak ada batasan sebagai anak tiri dan ibu tiri. Kami mulai sering tidur di satu tempat tidur bersama. Mama Nuna mulai nggak risih untuk mengganti pakaian di depanku walaupun tidak bener-bener telanjang. Tapi terkadang aku suka menangkap basah Mama Nuna lagi berpolos ria mematut di depan kaca sehabis mandi. Beberapa kali kejadian aku jadi hapal kalo setiap habis mandi Mama pasti masuk kamarnya dengan hanya melilitkan handuk dan sesampai di kamar handuk pasti ditanggalkan.
Beberapa kali kejadian aku membuka kamar Mama yang nggak dikunci aku kepergok Mama Nuna masih dalam keadaan tanpa sehelai benang sedang bengong di depan cermin. Lama-lama aku sengajain aja setiap selesai Mama mandi beberapa menit kemudian aku pasti pura-pura nggak sengaja buka pintu dan pemandangan indah terhampar di mata mudaku. Sampai suatu ketika, mungkin karena terdorong nafsu laki-laki yang mulai menggeliat di usia 16 tahun, aku menjadi bernafsu besar ketika melihat Mama sedang tiduran di kasur tanpa pakaian. Matanya terpejam sementara tangannya menggerayang tubuhnya sendiri sambil sedikit merintih. Aku terpana di depan pintu yang sedikit terbuka dan menikmati pemandangan itu. Lama aku menikmati pemandangan itu. Kemaluanku berdiri tegak di balik celana pendekku. Ah, inikah pertanda kalo anak laki-laki sedang birahi? batinku. Aku terlena dengan pemandangan Mama Nuna yang semakin hot menggeliat-geliat dan melolong. Tanpa sadar tanganku memegang dan memijit-mijit si otong kecil yang sedari tadi tegang. Tiba-tiba aku seperti pengen pipis dan ahh koq pipisnya enak ya. Akupun bergegas ke kamar mandi seiring Mama Nuna yang lemas tertidur.
Kejadian seperti jadi pemandanganku setiap hari. Lama-lama aku jadi bertanya-tanya. Mungkinkah ini disengaja sama Mama? Dari keseringan melihat pemandangan ini rupanya terekam di otakku kalau wanita cantik itu adalah wanita yang lebih dewasa. Wanita berumur yang cantik di mataku terlihat sangat sexy dan sangat menggairahkan.
Suatu siang sepulang aku dari sekolah aku langsung ke kamarku. Seperti biasa aku melongok ke kamar Mama. Kulihat Mama Nuna dalam keadaan telanjang bulat sedang tertidur pulas. Kuberanikan untuk mendekat. Mumpung perempuan cantik ini lagi tidur, batinku. Kalau selama ini aku hanya berani melihat Mama dari balik pintu kali ini tubuh cantik tanpa busana bener-bener berada di depanku. Kupelototi semua lekuk liku tubuh Mama. Ahh, si otong bereaksi keras, menyentak-nyentak ganas. Tanpa kusadari, mungkin terdorong nafsu yang nggak bisa dibendung, kuberanikan tanganku mengusap paha Mama Nuna… pelan… pelan. Mama diam aja, aku semakin berani. Kini kedua tanganku semakin nekad menggerayang tubuh cantik Mama tiriku. Kuremas-remas buah dada ranum dan dengan naluri plus pengetahuan dari film BF. Aku bertindak lebih lanjut dengan mengisap puting susu Mama. Mama masih diam, aku makin berani. Terinspirasi film blue yang kutonton bersama temen-temen, aku tanggalkan seluruh pakaianku dan si otong dengan marahnya menunjuk-nujuk. Aku tiduran di samping Mama sambil memeluk erat.
Aku sedikit sadar dan ketakutan ketika Mama tiba-tiba bergerak dan membuka mata. Mama Nuna menatapku tajam.
“Ngapain Ndy? Koq kamu telanjang juga?” tanya Mama.
“Maaf ma, Andy khilaf, abis nafsu liat Mama telanjang gitu” jawabku takut-takut.
“Kamu mulai nakal ya” kata Mama sambil tangannya memelukku erat. “Ya udah Mama juga pengen peluk kamu, udah lama Mama nggak dipeluk papamu. Mama tadi kegerahan makanya Mama telanjang, e nggak taunya kamu masuk” jelas Mama.
Yang nggak kusangka-sangka tiba-tiba Mama mencium bibirku. Dia mengisap ujung lidahku, lama dan dalam, semakin dalam. Aku bereaksi. Naluri laki-laki muda terpacu. Aku membalas ciuman Mama tiriku yang cantik. Semuanya berjalan begitu saja tanpa direncanakan. Lidah Mama kemudian berpindah menelusuri tubuhku.
“Kamu sudah dewasa ya Ndy, gak apa-apa kan kamu Mama perlakukan seperti papamu” gumam Mama disela telusuran lidahnya. “Punya kamu juga sudah besar, belom sebesar punya papamu tapi lebih keras dan tegang”, cerocos Mama lagi.
Aku hanya diam menahan geli dan nikmat. Mama lebih banyak aktif menuntun (atau mengajariku). Si otong kemudian dijilatin Mama. Ini membuat aku nggak tahan karena kegelian. Lalu punyaku dikulum Mama. Oh indah sekali rasanya. Lama aku dikerjain Mama cantik ini seperti ini.
Mama kemudian tidur telentang, mengangkangkan kaki dan menarik tubuhku agar tiduran di atas tubuh indahnya. Mama kemudian memegang punyaku, mengocoknya sebentar dan mengarahkan ke selangkangan Mama. Aku hanya diam saja. Terasa punyaku sepertinya masuk ke vagina Mama tapi aku tetep diam aja sampai kemudian Mama menarik pantatku dan menekan. Berasa banget punyaku masuk ke dalam punya Mama. Pergesekan itu membuat merinding. Secara naluri aku kemudian melakukan gerakan maju mundur biar terjadi lagi gesekan. Mama juga menggoyangkan pinggulnya. Mama yang kulihat sangat menikmati bahkan mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya sehingga aku seperti sedang naik kuda di atas pinggul Mama.
Tiba-tiba Mama berteriak kencang sambil memelukku erat-erat, “Andyy, Mama enak Ndy” teriak Mama.
“Ma, Andy juga enak nih mau muncrat” dan aku ngerasain sensasi yang lebih gila dari sekedar menonton Mama kemarin-kemarin.
Aku lemes banget, dan tersandar layu di tubuh mulus Mama tiriku. Aku nggak tau berapa lama, rupanya aku tertidur, Mama juga. Aku tersadar ketika Mama mengecup bibirku dan menggeser tubuhku dari atas tubuhnya. Mama kemudian keluar kamar dengan melilitkan handuk, mungkin mau mandi. Akupun menyusul Mama dalam keadaan telanjang. Kuraba punyaku, lengket sekali, aku pengen mencucinya. Aku melihat Mama lagi mandi, pintu kamar mandi terbuka lebar. Uhh, tubuh Mama tiriku itu memang indah sekali. Nggak terasa punyaku bergerak bangkit lagi. Dengan posisi punyaku menunjuk aku berjalan ke kamar mandi menghampiri Mama.
“Ma, mau lagi dong kayak tadi, enak” kini aku yang meminta.
Mama memnandangku dan tersenyum manis, manis sekali. Kamipun melanjutkan kejadian seperti di kamar.
Kali ini Mama berjongkok di kloset lalu punyaku yang sedari tadi mengacung aku masukkan ke vagina Mama yang memerah. Kudorong keluar masuk seperti tadi. Mama membantu dengan menarik pantatku dalam-dalam. Nggak berapa lama Mama mengajak berdiri dan dalam posisi berdiri kami saling memeluk dan punyaku menancap erat di vagina Mama. Aku menikmati ini, karena punyaku seperti dijepit. Mama menciumku erat. Baru kusadari kalau badanku ternyata sama tinggi dengan mamaku. Dalam posisi berdiri aku kemudian merasakan kenikmatan ketika cairan kental kembali muncrat dari punyaku sementara Mama mengerang dan mengejang sambil memelukku erat. Kami sama–sama lunglai.
Setelah kejadian hari itu, aku selalu melakukan persetubuhan dengan Mama tiriku. Hampir setiap hari sepulang sekolah, bahkan sebelum berangkat sekolah. Lebih gila lagi kadang kami melakukan walaupun Papa ada di rumah. Sudah tentu dengan curi-curi kesempatan kalo Papa lagi tidur. Kehadiran Papa di rumah seperti siksaan buatku karena aku nggak bisa melampiaskan nafsu terhadap Mama. Aku sangat menikmati. Aku senang kalo Papa keluar kota untuk waktu lama, Mama juga seneng. Mama terus melatih aku dalam beradegan sex. Banyak pelajaran yang dikasih Mama, mulai dari cara menjilat vagina yang bener, cara mengisap buah dada, cara menggenjot yang baik. Pokoknya aku diajarkan bagaimana memperlakukan wanita dengan enak. Aku sadar kalo aku menjadi hebat karena Mama tiriku.
Sekitar setahun lebih aku menjadi pemuas Mama tiriku menggantikan posisi ayah. Aku bahkan jatuh cinta dengan Mama tiriku ini. Nggak sedetikpun aku mau berpisah dengan mamaku, kecuali sekolah. Di kelas pun aku selalu memikirkan Mama di rumah, pengen cepet pulang. Aku jadi nggak pernah bergaul lagi sama temen-temen. Sebagai cowok yang ganteng, banyak temen cewek yang suka mengajak aku jalan tapi aku nggak tertarik. Aku selalu teringat Mama. Justru aku akan tertarik kalo melihat bu guru Ratna yang umurnya setua Mama tiriku atau aku tertarik melihat bu Henny tetanggaku dan temen Mama.
Tapi percintaan dengan Mama hanya bertahan setahun lebih karena kejadian tragis menimpa Mama. Mama meninggal dalam kecelakaan. Ketika itu seorang diri Mama tiriku mengajak aku nemenin tapi aku nggak bisa karena aku ada les. Mama akhirnya pergi sendiri ke mal. Di jalan mobil Mama tabrakan hebat dan Mama meninggal di tempat. Aku merasa sangat berdosa nggak bisa nemenin Mama tiriku tercinta. Aku shock. Aku ditenangkan Papa.
“Papa tau kamu deket sekali dengan Mama Nuna, tapi nggak usah sedih ya Ndy, Papa juga sedih tapi mau bilang apa” kata papaku.
Selama ini papaku tau kalo aku sangat deket dengan Mama. Papa senang karena Papa mengira aku senang dengan Mama Nuna dan menganggapnya sebagai Mama kandung. Padahal kalau Papa tau apa yang terjadi selama ini. Aku merasa berdosa terhadap Papa yang dibohongi selama ini.
Tapi semua apa yang diberikan Mama Nuna, kasih sayang, cinta dan pelajaran sex sangat membekas di pikiranku. Sampai saat ini, aku terobsesi dengan apa semua yang dimiliki Mama Nuna dulu. Aku mendambakan wanita seumur Mama, secantik Mama, sebaik Mama dan hebat di ranjang seperti Mama tiriku itu. Kusadari sekarang kalo aku sangat senang bercinta dengan wanita STW semuanya berawal dari sana.

kisah cinta ibu dan anak 01

Pukul 10.00, kulihat mobil Mama masuk perkarangan rumah. Mama turun dari mobil.

"Ma.. Mama" teriakku sambil melambaikan tangan.

Sebelum aku lupa aku bernama Yoyo(nama samaran) umur 16, aku tinggal bersama kedua orang tuaku. Mama berumur 27 dan Papa berumur 45. Kenapa umur kedua orang tuaku berbeda jauh, karena Mama saat umur 12 tahun hamil karena diperkosa oleh tetangganya waktu di desa Mama dan yang menolong penderitaan Mama adalah Papa yang berumur 30 tahun tapi belum menikah. Kata paman Mama sudah manis dan cantik (macan) waktu kecil.

Sekarang Mama tidak mungkin hamil lagi karena Mama mengalami pendarahan rahim yang sangat parah ketika melahirkan aku, itu dikarenakan umur Mama yang masih sangat muda saat melahirkan aku. Aku sangat menyayangi dan mencintai Mama disamping itu ada juga perasaanku ingin menikmati tubuh Mama. Mama sangat cantik, dadanya besar, dan kalau setiap melihat Mama pasti adikku selalu bangun. Apalagi setiap aku melakukan onani dalam anganku aku melakukan hubungan intim dengan Mama.

"Sayang kamu berhasil, dan kamu juga mendapat ranking 1" teriak Mama sambil melambaikan tangan kepadaku.

Pukul 19.00, kami sekeluarga makan bersama.

"Selamat ya Yo, kamu ingin melanjuntukan ke SMU mana?" tanya Papa.
"Enggak tahu Pa" jawabku.
"Kok enggak tahu sih, ntar kamu tidak sekolah loh" kata Mama.
"Ya sudah ntar Papa cariin tapi kamu harus pertahankan prestasimu yaa" kata Papa.

Pukul 20.00, aku dan Mama nonton TV bareng. Papa pergi ke Bandung setelah makan tadi karena katanya ada urusan kerja dan Papa akan di Bandung selama 4 hari, dan aku disuruh menjaga Mama. Mama tidak berapa lama pergi ke kamar tidur.

"Mama tidur dulu ya sayang" kata Mama.

Aku menonton TV acara misteri, aku yang orangnya takut akan hal-hal gaib pergi ke kamar Mama supaya ditemanin nonton. Aku mendorong kamar Mama yang ternyata tidak terkunci. Aku sangat takjub melihat Mama yang sedang tidur karena Mama tidur hanya memakai BH dan CD. Aku sesak napas tak tahu harus bagaimana karena ini benar-benar kejadian yang tak diduga.

Aku mendekati Mama, Mama kalau tidur susah untuk dibangunkan jadi mungkin ini kesempatanku untuk merasakan tubuh Mama pikirku dalam hati. Dengan perasaan takut kubuka BH Mama. Begitu terbuka, aku sadar bahwa dada Mama sangat indah. Dada Mama tidak kalah indah dengan dada cewek jepang yang aku tonton di blue film. Kuremas-remas kedua dada Mama dengan ritme kadang keras kadang lembut, kuremas berulang-ulang.

"Akh.. Akh.." desah Mama walau pelan tapi aku mendengar.

Aku seperti mendapat lampu merah menghisap tetenya kanan kiri secara bergantian sedangkan tangan kiriku kuselipkan ke dalam CD Mama untuk memainkan vagina Mama.

"Sshh.. Shh" desah Mama tangan kiriku yang kuselipkan ke CD untuk memainkan vagina Mama terkena lendir Mama yang sudah keluar. Dada Mama yang kuhisap kedua puting Mama mengeras. Setelah puas menghisap dan menjilat puting Mama aku membuka CD Mama yang sudah sedikit basah sama lendir Mama sendiri. Kujilat, kuhisap dengan keras vagina Mama dan kumasukkan lidahku ke dalam vagina Mama.

"Ohk.. Ssh" desah Mama dan lendir Mama lagi-lagi keluar.

Aku ganti dengan mengocok vagina Mama dengan jari tangan kanan sementara tangan kiri mengelu-elus klitoris Mama yang membesar.

"Akhh.. Sshh.. Okhh" desis Mama agak keras tapi tetap dalam keadaan tidur. Aku tidak peduli Mama bangun atau tidak kukocok tangan kananku yang mengocok vagina Mama dengan cepat.

"Plok.. Plokk" bunyi kocokan vagina Mama lalu.
"Akhh.. Akhh. Yaa.. terus.. sampai" gunggam Mama yang disertai tubuh Mama mengejang dan mengeluarkan lendir banyak.

Aku tahu pada saat itu Mama pasti orgasme langsung saja kujilat vagina Mama yang masih berlendir.

"Wah benar-benar vagina Mama wangi dan lendirnya enak" kataku kubisikkan ke kuping Mama yang aku sendiri tidak tahu Mama masih tidur atau sudah bangun.

Mama masih mengatur napas karena habis orgasme, tapi aku nekat dengan mencium mulut Mama dan memasukkan lidah ku ke dalam mulut Mama. Ternyata Mama membalas kulumanku dan memainkan lidah Mama dengan lidah aku, lama sekali kami saling menghisap dan mengulum. Tapi tanganku tidak diam. Tanganku meremas buah dada Mama, memilin puting Mama yang menyebabakan Mama mendesis.

"Okhh.. Akhh".

Tubuh Mama tiba-tiba mengejang lagi tang menandakan Mama orgasme untuk ke-2 kalinya.

"Akhh.. Okkhh.. Datang.. Nikmat" gunggam Mama lagi tetapi tidak menampakkan Mama akan bangun.

Lagi-lagi cairan Mama keluar. Aku tidak berani membuat Mama melakukan oral kepadaku karena takut Mama tahu aku berbuat mesum padanya. Makanya aku langsung memasukkan kontolku ke vagina Mama yang sudah basah. Walaupun vagina Mama basah tapi kontolku ynag besar tidak dapat masuk. Aku akui kontolku besar dan panjang tapi setelah kucoba-coba akhirnya dapat masuk.

"Okhh... Shh.." desah Mama waktu kontolku masuk ke vagina Mama.

Vagina Mama sempit, aku sangat sulit menggerakkan kontolku. Vagina Mama terasa nikmat yang membuat aku melayang syraf-syaraf dan otot-otot vagina Mama memijit kontolku. Mama pun seperti cacing kepanasan menggoyangkan pantatnya tidak beraturan yang membuat kontolku akhirnya masuk seluruhnya ke vagina Mama.

"Akkhh.. Okhh" desah Mama sambil mengejang dan itu membuat aku kaget karena Mama orgasme ke-3 kalinya. Dan cairan Mama yang keluar agak memudah kan aku melakukan gerakan kontolku di vagina Mama. Mama merenggangkan kedua pahanya untuk memudahkan aku menggerakkan kontolku. Mula-mula kukocok pelan-pelan, lalu selanjutnya berirama kadang pelan kadang cepat yang semakin membuat Mama mengugam.

"Akhh.. Teruus nikmat.. Yaa" aku semakin bersemangat, mulai menganti posisi Mama sekarang Mama telungkup dan pantatnya kubuat menungging, dengan gaya doggie style ini aku merasa nikmat dan Mama pantatnya mengikuti irama goyangan kontolku, otot vagina Mama mengedut dan aku yakin Mama orgasme, ternyata Mama orgasme untuk ke-4 kalinya.

Aku juga mengedut dan muncratlah spermaku di vagina Mama, bahkan aku yakin spermaku menymprot rahim Mama karena kontolku di vagina Mama selalu kena rahimnya.

"Akhh.. Akhh" desah Mama.

Aku tak puas lalu kupangku Mama dan wajah kami berhadapan lalu kumasukkan kontolku ke vagina Mama. Plleess.. bunyinya.

"Akkhh.." desah Mama.

Kukocok dengan berirama, aku dan Mama orgasme berbarengan sambil kami mengulum. Kudiamkan sebentar kontolku dalam vagina Mama. Kukeluarkan, plop bunyinya. Kucium kening Mama dan kuusap rambutnya. Kulihat Mama sangat lelah dengan keringat yang bercucuran, ku bisikkan ke telinga Mama.

"Lain kali lagi ya Ma, Mama sangat enak vaginanya" lalu aku matikan TV dan pergi ke kamar sebelum tidur kulihat jam ternyata jam 3 dini hari aku selesai main sex dengan Mama.

Kesokannya..

Pukul 17.00, aku berenang dengan santainya, aku tidak canggung kalau bertemu Mama begitu juga dengan Mama seperti tidak tahu kejadian semalam.

"Yo Mama ikut berenang donk" kata Mama yang begitu aku berbalik melihat Mama sudah memakai bikini untuk berenang, dan aku yakin bahwa Mama tidak memakai apa-apa selain bikini itu. Mama lalu masuk ke kolam dan menuju ke aku.

"Ajarin Mama berenang donk Yo" kata Mama agak manja. Aku yang mendapat kesempatan langsung berpikir bagaimana caranya untuk menyetubuhi Mama lagi.

"Begini ya Ma, Yoyo akan ngajari Mama tapi Mama harus nuruti kata Yoyo. Gimana Ma, mau enggak?" tanyaku.
"Boleh" kata Mama sambil tersenyum.
"Pertama kita pemanasan dulu Ma" kataku.

Lalu aku membelai dada Mama yang montok. Aku melihat Mama diam saja sambil napas Mama terlihat sesak, aku mulai membuka bikini atas Mama.

"Jangan Yo ada Bi Inah dan Bi Pur" kata Mama.
"Enggak pa.. pa.. Ma enggak ketahuan kok" balasku.

Mama diam saja, segera aku menjilat dada kanan Mama dan memilin puting kiri Mama dengan tangan.

"Akhh... akhh, kamu mulai bandel ya.. Yo" kata Mama sambil mendesah.

Kucium mulut Mama dan Mama membalas dengan memasukkan lidahnya dan menghisap kidahku serta meludahi aku. Kami bermain lidah sangat lama.

"Yo masukin donk, Mama enggak tahan nih akhh.." kata Mama.

Aku lalu menaikkan tubuh Mama ke pinggir kolam lalu membuka bikini yang melindungi vaginanya. Begitu terbuka kulihat lendir Mama sudah keluar segera saja kuhisap, kujilat dan kumasukkan lidahku dalam vagina Mama.

"Akkh.. Okhh enak Yo vagina Mama sangat enak" kata Mama.
"Ma aku kan membuat Mama lebih baik tapi Mama tidak boleh main sex dengan siapapun termasuk Papa" kataku sambil mengocok-ngocok vagina.
"Iya Yo, Mama kan budak sex mu, cepat Yo masukkin kontolmu ke vagina Mama akkhh.. Sshh" jawab Mama.

Aku naik ke pinggir kolam lalu mendudukan Mama di atas pangkuanku dengan wajah kami bertemu "bleess" bunyi kontolku ke vagina Mama.

"Wah, Mama sudah bisa ya nampung kontol Yoyo" candaku.
"Kan kemarin sudah latihan ama kamu" kata Mama.

Lalu aku sadar bahwa Mama kemarin suka melakukan sex denganku. Dengan semangat kupompa dengan cepat.

"Akkhh.. Yess.. Enak sayang.. terus" teriak Mama.

Senyumku melebar dan aku pun mencium mulut Mamaku yang dari tadi mendesis dengan disertai pompaanku yang cepat.

"Sayang.. Saayangg Mama datangg" teriak Mamaku. Lalu kurasakan mani Mama menyiram kontolku yang masih memompa Mama. Tubuh Mama menegang dan memelukku dengan kuat, tapi tiba tiba Bi Inah kulihat datang.
"Kenapa sayang kamu mau main di kolam sama Mama?" tanya Mama.
"Iya Ma habis Bi Inah datang"jawabku.

Aku senderan di dinding kolam sedangkan Mama berhadapan denganku. Mama lalu masuk ke air dan tanpa kusadari Mama melakukan oral kepadaku. Mama hisap, jilat pokoknya Mama melakukan yang hebat dan membuat aku mendesah.

"Akhh".
"Kenapa Den?" tanya Bi Inah. Aku kaget.
"Enggak pa.. pa.. Bi" jawabku.

Lalu Bi Inah ke dalam dan aku orgasme tapi Mama meminum spermaku sekaligus minum air kolam. Kutarik Mama.

"Enggak pa.. pa.. Ma?" Tanyaku.

Waktu mama mau menjawab, kucium mulut Mama dan kumasukkan kontolku ke dalam vagina Mama dengan gaya aku seperti mengendong Mama. Lama kami melakukannya dan Mama memeluk erat-erat, tubuhnya mengejang dan orgasme Mama untuk ke-2 kalinya. Aku yang masih bangun menyuruh Mama naik lagi ke luar kolam dan Mama ku suruh menungging. Kali ini aku masukin kontolku ke lubang pantat Mama.

"Ma, kita anal sex yuk?" tanyaku.
"Jangan Yo, Mama belum pernah" jawab Mama.

Tanpa memperdulikan jawaban Mama kumasukkan dengan paksa ke pantat Mama walau pun lama akhirnya masuk juga.

"Penuh Yo.. Sakit" teriak Mama.

Aku tak peduli tetap kukocok tak berapa lama Mama menggoyang pantatnya untuk mengimbangi kocokanku.

"Enak Yo.. Shh.. Yang keras Yo" teriak Mamaku.

Kupercepat lajuku, kontolku mengedut dan tubuh Mama mengejang lalu kami sama-sama orgasme.

"Akhh Mama datang sayang" teriak Mama.
"Akhh vagina Mama enak juga" kataku.

Setelah kami selesai sex. Kami mandi berdua lagi dan melakukan sex lagi. Terus-terusan kami melakukannya dimana ada kesempatan, entah saat mandi, malam ketika Papa keluar kota, di mobil, dan kami juga menyewa hotel jika kondisi tidak aman tapi kami ingin melakukan sex. Pokoknya kami melakukannya setiap hari baik itu dimana tempatnya.

Aku memasuki kelas 2 SMU..

Papa ingin merayakan pernikahan Mama dengan Papa dengan liburan dari kantor untuk 3 orang selama 2 hari, aku pun ikut dalam liburan tersebut. Memang Mama masih menepati janjinya untuk bermain sex hanya dengan aku, tapi aku merasa Mama akan mau melakukan hubungan badan karena ini hari pernikahan mereka. Makanya aku pun berhasrat untuk minta ikut. Mama tahu alasan sebenarnya aku ikut makanya Mama mengiyakan permintaanku. Liburan ini benar-benar liburan buat kami tapi tidak untuk Papa makanya liburan akan ulang tahun pernikahan mereka menjadi hubungan sex antara Ibu dan anak.

Pukul 14.00, kami tiba di^^^. Hotelnya bagus. Papa memesan 2 kamar. Aku melihat Papa mencium Mama tapi Mama menolak karena Mama melihat mataku yang menatap Mama dengan tajam.

"Kamu kok selama ini menolak apapun permintaanku, bahkan untuk kucium aja kamu nolak" tanya Papa.
"Malu kan dilihat orang" hindar Mama.

Telepon Papa berbunyi dan Papa ngomong sebentar lalu menghentikan pembicaraannya. Kamar aku dan ke-2 orang tuaku bersebelahan, aku mau masuk lalu kudengar.

"Ma, Papa pergi dulu ya maaf, nih ntar Papa baliknya jam 21.00" kata Papa ke Mama.

Aku masuk kamarku, kutunggu selama 4 menit dan keluar kamar sambil melihat Papa ada atau tidak. Kulihat tak ada Papa maka aku pun membuka kamar Mama yang ternyata tidak terkunci. Aku masuk dan merantai pintu kamar, kulihat Mama sudah telanjang bulat tanpa apa-apa mendekat kepadaku. Diciumnya bibirku, akhirnya kami saling mengulum. Mama menundukkan wajah ke celana jeansku, dan membuka celanaku dan CDku. Dengan cepat aku juga membuka bajuku. Sekarang kami sama-sama telanjang bulat.

Mama mengulum kontolku, menjilat, mengocok.

"Akhh" desahku.
"Kontolmu lebih dahsyat 100x dari pada kontol papamu" kata Mama.

Dengan kehebatan Mama dalam oral aku orgasme. Cpreett.. Cepreet.. suara dalam mulut Mama dan Mama pun menelan spermaku tanpa ada yang tersisa.

"Enak sekali spermamu sayang" kata Mama genit.

Aku membawa Mama ke ranjang lalu aku melakukan oral ke Mama. Kuhisap jilat klirotis Mama, sedangkan tangan kanan mengocok pantat Mama, lalu tangan kiri bermain aktif dengan buah dada Mama, kuremas-remas dengan ganas.

"Akhh.. Teruuss Yo" desah Mama.

Kumainkan posisi ini dengan lama, Mama pun mengejang.

"Akkhh.. Memekku.. Aku.. Datang sayaanngg" teriak Mama sekeras mungkin.

Kurasakan dimulutku lendir Mama keluar dari vaginanya, sedangkan tangan kananku merasa keluar lendir juga dari lubang pantat Mama. Kujilat dan kutelan lendir Mama baik yang di vagina dan lubang pantat Mama. Kucium Mama lalu kutanya.

"Siap Mamaku sayang" Jawab Mama.
"Terserah kamu dan kontolmu say, pantat, buah dada, vagina Mama semuanya hanya milikmu".

Dengan semangat Mama membuka pahanya lebar-lebar, tapi Mama salah karena kumasukkan kontolku ke lubang pantat Mama.

"Ukhh.. Sshh" desah Mama.

Dengan Mama yang berlendir dan selama ini kami berhubungan sex, mengakibatkan Mama tidak kesusahan menerima kontolku. Tak berapa lama Mama mengaitkan kedua kakinya ke pinggangku dan tubuh Mama menegang.

"Oohh.. Yeeaahh" teriak Mama.

Kurasakan daging di lubang pantat Mama mengurut kontolku dan menyiram dengan lendir Mama. Aku tak peduli Mama orgasme, tetap kupompa lambat, cepat, lambat dengan berirama. Lalu aku menelungkupkan Mama dan membuat Mama menunging, kumasukkan kontolku tetap pada lubang pantat Mama. Mama mengoyangkan pantatnya sesuai gerakanku. Sepertinya gairah Mama naik lagi, karena Mama mendesis.

"Oohhk.. Uhkk.. Yeaa" sambil tetap mengimbangi gerakanku. Kontolku semakin besar dan gerakan Mama juga semakin liar,
"Ma, Yoyo datang" kataku.
"Tahan Yo datangnya sama Mama ya sayangg.. Okhh" balas Mama.

Tak berapa lama aku dan Mama orgasme berbarengan. Di pantat Mama Bercampur benih kasih cinta spermaku dengan mani Mama.

Kulihat jam ternyata sudah jam 18.00, "Ma pindah yuk ke kamar Yoyo" ajakku, "Ntar Papa jadinya enggak bisa main sama Mama" kataku lagi.
"Ayuk lagipula Mama inikan milikmu sayang" kata Mama sambil mengulum mulutku.

Kontan gairahku naik lagi tapi sempat kutahan, dan meminta Mama pindah. Kami pun pindah ke kamarku, lalu kami main lagi.


Ke Bagian 2

mama oh mama

Namaku Ata, umurku 16 tahun, aku tinggal bersama Mamaku (42 tahun), bersama papa dan adik perempuanku yang duduk di bangku SMP.

Suatu siang aku berada di rumah hanya berdua dengan Mama. Mama sedang berbaring di dalam kamarnya, ia mengenakkan daster yang sangat tipis. Aku masuk kedalam kamar, Mama tersenyum kepadaku. Aku duduk ditepi ranjang, batang penisku mulai tegang melihat pakaian Mama yang sangat seksi. Aku memeberanikan diri menyentuh pahanya, lalu aku mengelus paha itu. Ohh.. betapa mulusnya, aku membatin dalam hati.

Mama masih membiarkan tanganku berada dipahanya. Lalu aku berbaring disampingnya. Tanganku membelai wajahnya yang cantik. "Mama cantik sekali..". kataku memuji. "Terimakasih, sayang.." Balas Mama. Aku lalu menangkap bukit kembarnya yang hampir menyembul dari balik daster. Mama terkejut, "Apa yang kamu lakukan, sayaang?" Tanya Mama. Aku masih diam, tanganku terus meremas-remas buah dadanya. Mama memejamkan mata merasakan sensasi yang aku berikan. Lalu aku dekatkan bibirku ke bibirnya, kemudian kulumat. Mama membalas dengan penuh nafsu. Mama memasukkan lidahnya kedalam rongga mulutku, air liurku ditelan tanpa ragu-ragu. Kemudian kepalaku bergerak kearah buah dadanya yang menjulang tanpa penghalang. Puting susunya kujilat dan kugigit dengan lembut. "Ssshh.. oohh.." Mama mendesis kekenakan.

"Ooohh.. teruss, Ataa.. sshh". Tanganku menjelajahi daerah selangkangannya yang masih tertutup CD dan agak basah. Lalu aku bangkit dan duduk didepan selangkangannya. Mama berbaring terlentang. CD nya kubuka, tampaklah olehku sebuah belahan yang dipenuhi oleh rerumputan hitam. Aku langsung menjilati permukaan vaginanya, lidahku menari-nari di klitorisnya. Mama semakin mendesis tak karuan merasakan kenikmatan yang diberikan oleh anaknya. "Ooohh.. sshh.. teerruss sayaanngg.. sshh". Pantatnya bergerak kesana kemari. Lidahku kumasukkan kedalam liang senggamanya. Mama semakin menjadi-jadi.

Aku lalu bangkit berdiri diatas ranjang, batang penisku sudah sangat tegang mengacung-acung, Mama berlutut didepanku, kontolku dikocok-kocok dan kemudian dimasukkannya kedalam mulutnya. Mama terus mengulum batang penisku, kadang lidahnya menari-nari diseluruh permukaan penisku.

Kemudian Mama berbaring terentang diatas ranjang, kakinya dikangkangkan dengan lebar, aku berlutut didepan selangkangannya, batang penisku kutempelkan dilubang senggamanya. Pinggulku kutekan kedepan, "bless", seluruh batang penisku masuk ke dalam vagina Mama. Ohh, ..Yeesshh.. aaghh," Mama mendesah keenakan. aku mulai mempercepat goyanganku,"ceek, ceek ceek," bunyi selangkangan kami beradu. "SShh.. Ataa.. kamu hebat sayaang..".

10 menit kemudian kami bertukar posisi, Mama dalam posisi nungging sekarang, aku berlutut dibelakangnya. Memek Mama terlihat begitu indah dari belakang. Aku memasukkan kontolku, dan mulai mengocoknya. Dinding liang senggamanya begitu lembut. "OOohh Mamaa.. memek Mama enak sekali.. oohh".

Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari dalam penisku, aku berkata kepadanya, "Maa.. Ata mau keluar nih maa..". "Cabut kontol kamu, sayaang..". aku segera mencabut kontolku dan Mama segera menangkapnya. Penisku dihisap hisap dan dijilati. Tak lama "Crroott.. croott.. crott", cairan putih kental memancar dari penisku, Mama meminum semuanya, oohh..

"Ma, dilanjutkan lagi ya..?" "Iya donk, Mama belum keluar nih..!" Aku mengambil posisi berbaring terlentang, Mama menaiki tubuhku, badannya menghadap kearah ku. Kemudian Mama mulai memompa, memutar pinggulnya. "OOohh, ..sshh.. Mamaa". Mama terus memompa dengan gaya yang sungguh erotis.

"Ata, ..kita doggystyle lagi yuk, Mama lebih suka gaya itu", kata Mama. Kami pun langsung mengubah posisi ke doggystyle. aku mengentotnya dengan cepat. Mama mendesah desah keenakan. Ketika melihat lubang pantat Mama, aku jadi ingin mencobanya. Lalu aku mencabut kontolku dari memeknya. "Kenapa dicabut sayang..? kamu mau keluar lagi?". Tanpa banyak bicara aku langsung memasukkan batang penisku kenalam anus Mama, "OOhh.. aapa yang kau lakukan, sayaangg?". "Mama nikmati aja..". ternyata lubang pantatnya masih sangat sempit, aku terus mengenjotnya. "Uuuhh.. uuhh.. yyeess..", Desah Mama.

Tak lama kemudian, Mama mencapai orgasme, "Ata.. Mama mau keluar niih.." Aku langsung mencabut kontolku dan membungkuk ke arah memeknya. Cairan putih segar mengalir dari dalam liang vaginanya. Aku menjilat dan menelan cairan itu. Sambil menikmati cairan memeknya kontolku yang masih tegang aku kocok dan aku masih menginginkan jepitan memek Mama yang nikmat dan lembut.

Setelah Mama merasakan dan menikmati orgasme nya, aku baringkan tubuh Mama lagi di ranjang, Mama tersenyum melihat kontolku masih tegang dan keras, sambil tersenyum Mama bilang "Kamu masih kuat sayang, ayo masukin lagi aja ke memek Mama.." belum selesai dia bicara aku langsung melumat bibir Mama dan menciumnya dengan sangat nafsu begitu juga Mama yang langsung membalas ciumanku, tangan Mama mengocok kontolku yang tegang dan licin karena cairan dari memek Mama.

Dengan posisi aku di atas dan Mama terbaring dengan posisi menyamping dengan posisi kaki berlipat ke arah samping perlahan aku tusuk kembali memek Mama perlahan, dan karena memek Mama sudah basah dan kontolku juga, jadi tusukan kali ini lancar dan terasa nikmat, bless.. kontolku pun kembali masuk ke dalam memek Mamaku yang nikmat. Aku menggoyang dari atas menyodok memek Mama. Mama tampak sangat menikmatinya dan kontolku terasa sangat di jepit oleh daging lembut yang hangat dan berlendir itu.

Beberapa saat kamu menikmati posisi itu hingga aku minta ganti posisi, aku cabut kontolku dari memek Mama. aku minta Mama telentang seperti posisi pertama kami bersebadan, Mama mengerti lalu membuka kakinya lebar-lebar hingga memek Mama terlihat merekah dan seperti siap untuk kembali menelan semua kontolku. kubuka kedua pahanya, dan aku masuk di antaranya, kontolku yg tegang dan besar itu aku genggam, Mama memalingkan muka ketika melihat kontolku, lalu kontol itu aku arahkan ke memeknya yg ditumbuhi bulu-bulu hitam lebat. Aku tekan di lubang senggamanya, Mama menahan nafas dan menggigit bibir ketika kontolku pelan-pelan masuk ke dalam memeknya. Aku mendesah pelan dan meringis menahan nikmat. Jepitan dinding memek Mama terasa ketat dan berdenyut-denyut hangat. Dan dengan sekali tekan amblas sudah kontolku di dalam memeknya, kami sama-sama berpelukan dan berciuman lagi. Kontolku serasa dipijat dan disedot-sedot lembut di dalam memeknya. Kemudian aku mulai memompanya, Mama mendesah lagi dan pelan-pelan menggoyangkan pinggulnya seirama dengan kocokan kontolku mencari kenikmatan.

Aku sangat menikmati posisi ini sambil terus menggoyang. Mama tepejam menikmati ulahku, anaknya yg sedang menyetubuhinya. Tangannya memegang pinggangku, kakinya menekuk menerima tubuhku yg menyodok memeknya dengan kontolku. Payudaranya bergoncang-goncang lembut. "Sssh.. Maa.. enak banget lubangnya.." kataku seenaknya, Mama senyum dan mencubitku

Duh.. ssh.. enak bener Maa.. diapain sihh..", tanyaku penasaran. Mama nyengir.., "Ra.. ha.. si.. aa..", katanya nakal. Aku merengut manja dan terus memompa. Keringat membasahi punggungku. Aku benar-benar keenakan, dadaku makin berdebar dan pertahananku hampir jebol oleh kenikmatan lubang vagina Mamaku, sementara Mama pelan-pelan ikut menggoyang pinggul dan memainkan otot vaginanya sambil terpejam-pejam dan merintih keenakan. Dan memang, aku sudah tidak tahan lagi, dan gerakanku makin cepat, nafas makin memburu dan dengan mengerang parau, muncratlah spermaku di dalam vaginanya, crot.. crot.. crott.., dan Mama yang juga kelihatannya sudah mulai mencapai orgasme yang kedua, mengetahui aku sudah keluar, ia memutar-mutar pinggulnya kesana kemari membuat penisku ngilu dan seperti diputar-putar. Dan kemudian ia memekik tertahan sambil melentingkan tubuhnya dan terkulai lemas

Setelah itu kami berdua berbaring sambil tetap berpelukan di atas ranjang. "Kamu hebat, Ta," puji Mama. "Terima kasih Mama, kapan-kapan boleh diulang lagi ya?" "Boleh sayang, asal jangan sampai ketahuan siapa-siapa". Kami berbaring sambil saling memegang kemaluan masing-masing dengan mesra.

Esok harinya pada waktu yang sama, dimana hanya aku dan Mama yang ada di rumah. Mama sedang berada di dapur, dia sedang melap piring-piring dan gelas yang habis dicuci. Ia menggunakan daster tipis dan sangat pendek, buah dadanya menonjol dari balik daster itu, nampaknya Mama tidak memakai BH. Aku memeluknya dari belakang. Tengkuknya kucium sambil kujilat-jilat kecil sampai telingannya. "Shhttss..", Mama mendesis keenakan. "Mama cantik sekali", kataku memuji. Dia berbalik ke arahku sambil berkata, "Ata mau apa sayang..?". "Ata pingin ngerasain ngentot ama Mama lagi, seperti kemarin." Mama lalu mencium bibirku, dia melumat perlahan-lahan, semakin lama semakin bernafsu. Lidahnya dijulurkan kedalam rongga mulutku, aku mengisapnya dengan rakus. Kemudian bergantian lagi, lidahku kumasukkan ke dalam rongga mulutnya, Mama mengulum lidahku dengan penuh nafsu. Tanganku bergerak melepaskan ritsluiting dasternya, seketika itu daster itu sudah merosot kebawah. Tubuh bagian atas Mama polos, dia memang tidak menggunakan BH sehingga buah dadanya yang bulat indah itu menggantung dengan bebas.

Tanganku meremas buah dada kenyal itu, Mama mendesis perlahan. Lalu aku mengulum puting susunya, desahan Mama makin menjadi, "Ssshh.. uuhh.. terus sayang..". Lidahku menari-nari di puting susunya yang merah kehitaman dan sudah menegang.

Mama lalu melepaskan pakaianku, kemudian ia jongkok di hadapanku, batang penisku yang sudah menegang diusapnya dengan perlahan-lahan. Lidah Mama terjulur kearah lubang kecil yang ada di kepala kontolku. Mama memasukkan batang penisku ke dalam mulutnya, kemudian Mama mengulumnya. Nikmat sekali kuluman Mama, batang penisku jadi kelihatan mengkilap karenanya.

Setelah itu, Mama duduk di atas meja dapur, kakinya dibukanya lebar-lebar, lubang memeknya sangat jelas kelihatan. Aku langsung menjilati memek yang mulai lembab itu. Mama mendesah tertahan.

Lalu Mama turun dari atas meja, ia membungkukkan badannya, kedua tanggannya bertumpu di atas meja, sedangkan aku berada di belakang pantatnya. Pelan-pelan kumasukkan batang penisku ke dalam liang senggamanya, lalu aku mulai memompanya maju mundur. Mama sangat menyukai posisi ini, tak henti-hentinya mulutnya mendesah sambil menyebut namaku. Tanganku memegang pinggulnya yang kemudian aku pindahkan ke payudaranya. Walau pun sudah agak turun namun payudara Mama masih tergolong kencang dan kenyal. Sambil meremas, payudaranya kupilin dan kumainkan puting susu Mama hingga Mama makin terasa kenikmatan dengan goyangan yang makin kencang dan tubuh Mama yang bergetar bergidik saat puting payudara Mama aku pilin.

Kami tidak mengubah posisi kami sampai mencapai orgasme. Mama yang mengalami orgasme duluan, batang penisku serasa sangat basah oleh air vagina Mama, aku tidak peduli, terus kuentot liang senggamanya. Tak lama kemudian aku sampai juga. Mama langsung jongkok di hadapanku, batang penisku dikocok dan dikulumnya. Akhirnya menyemburlah spermaku kedalam mulut Mama, crot.. crot.. crot.. "Akh.. ma.. ma.. eemm.." erangku kenikmatan. Mama menelan semuanya tanpa sisa, bibit-bibit cucunya, kemudian aku menarik tubuhnya bangkit, kami saling kulum di bibir. "Ata, kamu sangat hebat, nak, sperma kamu sangat lezat." kata Mama memujiku. "Mama juga hebat, liang memek Mama sangat nikmat dan sempit." lalu kami berciuman lagi.

Saat ini aku masih rutin menyetubuhi Mama, siang kalau Papa belum pulang dan adikku juga sedang keluar, dan pembantu biasanya aku suruh belanja, atau pun malam dan tidur seranjang jika Papa pergi keluar kota. Mama sangat menikmati perlakuan anak laki-lakinya. Tak jarang kami melakukannya di mobil, baik di garasi atau di jalan di luar kota, di hotel atau bahkan kami pernah menyewa villa dan selama kami di sana kami bertelanjang ria siang dan malam dan bercinta terus, kami hanya bercinta, tidur, makan dan bercinta terus. Dan yang paling berkesan adalah saat kami bercinta di dalam kolam air hangat di luar ruangan villa dengan pemandangan langit malam dan bintang dan kami teruskan bercinta di halaman villa di atas rumput yang rapi. Mama memang sangat memuaskanku..

mamaku

MAMAKU

Mama saya, seperti kebanyakan wanita wanita lain, sangat senang dengan tanaman.
Di usia nya yang separuh baya, hampir sebagian waktunya dihabiskan untuk
mengurusi bunga-bunganya yang nyaris memenuhi seluruh halaman rumah kami yang
luas. Setiap sore mama selalu berada di halaman belakang, terbungkuk - bungkuk
merawat bunga-bunga kesayangannya. Jika liburan begini, biasanya sepanjang sore
kubahiskan waktu untuk memperhatikan Mama. Terus terang, saya senang sekali
mencuri - curi pandang pada gundukan payudaranya yang hampir menyembul dari
belahan dasternya, pahanya yang sekali-sekali tersingkap jika Mama menungging,
atau memeknya yang membayang dari celana dalamnya yang jelas terlihat sewaktu
Mama berjongkok.
Sewaktu waktu, dengan tidak sengaja, Mama membungkuk kearah ku yang lagi asyik
duduk di gazebo. Kedua belah payudaranya yang tanpa beha hampir seluruhnya
keluar dari leher dasternya. Kedua putting payudaranya jelas-jelas terlihat.
Mungkin karena gerah, Mama tidak mengancingkan hampir separo kancing dasternya.
Aku hanya bisa melongo, batang kontolku langsung ereksi, kalau nggak cepat cepat
aku ngacir, mungkin Mama bisa melihat separo batang kontolku yang udah keluar
dari pinggang celanaku.
Suatu hari, aku benar benar ketiban rezeki. Nggak sengaja Mama memberikan
tontonan yang membuatku terangsang berat. Seperti biasa aku sedang duduk duduk
di gazebo, bertelanjang dada seperti biasa, aku hanya memakai blue jeans ketat
kegemaranku. Sambil mengembalikan kesadaranku, maklum habis tidur siang, aku
menemani Mama di halaman belakang. Sambil ngobrol mengenai acara wisudaku, Mama
asyik dengan bunga-bunganya. Entah kenapa, mungkin karena keasyikan ngobrol,
Mama nggak sengaja jongkok tepat di depan mataku. Walaupun sedikit tertutup
dengan tumpukan pupuk, dan ranting ranting daun, aku jelas - jelas melihat
gundukan memeknya, mulus tercukur tanpa satu helai rambut. Ya ampun, mungkin
Mama lupa memakai celana dalam !!!. Kontan aku jadi terangsang luar biasa.
Saking terpananya, aku nggak peduli lagi sama batang kontolku yang udah
menerobos keluar, menjulang gagah sampai ke atas pusarku. Aku baru sadar sewaktu
Mama terbelalak melihat kontolku. Jelas-jelas saja Mama kaget, saking
panjangnya,kontolku kalo lagi ereksi bisa sampe ke ulu hati.
Dengan wajah merah karena jengah, aku bangkit dan ngacir ke gudang belakang. Di
tengah kegelapan ku buka resluiting jensku dan mulai mengocok kontolku.
Tiba tiba pintu terbuka, membelakangai sinar matahari sore - Mama berdiri di
pintu, tangan kanannya masih memegang sekop kecil. Mama menatap kontol
raksasaku, dan jembutku yang lebat, kemudian menatap wajahku dan badanku yang
kekar. Aku hanya bisa melongo, tanpa berusaha menghentikan kocokan ku.
“Ya ampun !”, hanya itu yang keluar dari mulut Mama, entah apa yang dia
maksudkan. Ku kocok sekali lagi kontolku, membiarkan Mama melihat kedua tanganku
yang menggenggam erat pangkal dan ujung kontolku yang mulai memerah.
Ku kocok lebih cepat lagi, sementara tangan kananku menarik celana dalamku ke
bawah, biar Mama melihat kedua biji kontolku yang bergerak ke sana ke sini
seirama kocokanku pada batang kontolku.
Terpana oleh pemandangan di depan matanya, atau mungkin karena melihat ukuran
kontolku yang super besar, Mama beranjak masuk sambil menutup pintu gudang di
belakangnya. Mama mendekatiku sambil mulai melepas satu persatu kancing
dasternya dan kemudian melepaskannya, benar ternyata Mama tidak memakai beha.
Kedua bulatan tetek-nya benar- benar membuatku terangsang, walaupun sudah turun
namun ukurannya hampir sebesar melon. Minimnya cahaya yang masuk ke gudang
membuat kedua pentilnya tidak jelas terlihat warnanya. Mungkin coklat
kehitaman. Aku hanya bisa berkata lirih , “Oh, Mama, tetek Mama benar-benar
hot!!”.
Dengan beberapa langkah, aku kedepan menyongsong Mama, sambil tanganku berusaha
menggapai salah satu bulatan payudaranya. Sambil berjalan, kontolku tegak
menjulang di udara. Aku benar - benar terangsang.
Ku peluk pinggang Mama, mulutku terbuka dan lidahku menjulur keluar. Ujung
lidahku akhirnya menyentuh pentil susu Mama yang besar dan kecoklatan. Astaga…
kontolku serasa akan meledak. Tergesa gesa, Aku mengisap dan meremas teteknya
yang lain dengan tanganku. Kontolku yang terjepit diantara perutku dan perut
Mama tiba tiba mengeras lalu… cruttttttt cruttttttt crutttttttttt.. semprotan
demi semprotan kontolku meledak menyemburkan cairan putih kental membasahi
sebagian perut dan tetek Mama.
Tanpa perubahan ekspresi, Mama dengan tenang menggenggam batang kontolku dan
meremas ujung nya, cairan maniku keluar lagi membasahi telapak tangannya. Di
sela sela kenikmatan yang kurasakan aku hanya bisa menatap ke bawah, air maniku
membasahi seluruh tangan dan lengan Mama, beberapa semprotan jatuh ke pangkal
paha Mama.
Masih di tengah keremangan gudang, tanpa banyak kata-kata, Mama meraih tanganku
dan menggosok-gosokan ke memeknya. Terasa gatal tanganku sewaktu telapak
tanganku bergesekan dengan permukaan memeknya yang dipenuhi bulu-bulu pendek.
Seumur hidupku baru kali inilah akud dapat melihat memek Mama dari dekat. Belum
ada lima menit, aku keluar lagi, kali ini air maniku menyemprot tepat di
permukaan memeknya.
Kali ini Mama memandangku sambil tersenyum. Aku jadi salah tingkah.
Walaupun sudah dua kali aku keluar, batang kontolku masih keras, bahkan semakin
keras saja, agak sakit jadinya. Mama semakin membuatku terangsang dengan
belaian-belaian tanganku pada memek dan kedua buah payudaranya.
Aku membungkuk ke depan dan mulai mengulum tetek Mama sementara tanganku yang
lain meremas remas tetek yang lain. Membelai dan memencet pentilnya yang
mengeras. Kedua tangan Mama menggenggam batang kontolku dan aku mendorong ke
memeknya
Di tengah desisan-nya Mama melenguh ketika ujung kontolku menyentuh memeknya. Di
tariknya tanganku ke dalam. Mama kemudian duduk di bibir bak mandi dan kemudian
mengangkang-kan pahanya. Ku himpitkan badanku ke tubuh Mama, wajahku ku susupkan
dicelah kedua bukit payudaranya.
Ku hisap yang satu.. kemudian yang lain. Tangan Mama lagi lagi mencengkram
batang penisku dan kemudian mendorongnya masuk ke dalam memeknya. Kurasakan
hangat dan basah, dan kemudian kudorong dengan pinggulku, hampir setengahnya,
kemudian kurasakan sudah tidak bisa masuk lagi.
“Sshh…egh..!” Mama mendesis.
Aku mulai memompa kontolku keluar dan masuk, mulutku tetap mengulum kedua
teteknya bergantian. Semakin lama semakin cepat aku memompa, dan kemudian terasa
aku akan keluar lagi.
Mama mulai ikut memompa, menyambut tusukkan-ku. Menggelinjang dan mengerang.
Tidak berapa lama kemudian Mama mengerang agak keras, dan aku bisa merasakan
badannya tergetar sewaktu ia berteriak tertahan. Batang Kontolku kemudian
menjadi semakin basah saat cairan hangat dan kental keluar dari memeknya.
Aku masih terus bertahan memompa, dan kemudian, sewaktu aku merasa akan keluar,
kudekap pantat Mama erat-erat dan ku benamkan batang kontolku sedalam dalamnya.
Kontolku kemudian meledak, semprotan demi semprotan air mani keluar, jauh
didalam memek Mama. Separuh orgasme, kutarik keluar dan kukocok, air mani keluar
lagi membasahi tetek Mama. Kugosok - gosokkan ujung penisku di kedua pentil nya
yang membesar. Kemudian kutekan kedua bulatan payudara Mama dan menyusupkan
batang kontolku di celah antara keduanya. Kugosok gosok kan terus sampai air
maniku berhenti keluar. Mama tersenyum, dagu, leher dan dada Mama penuh dengan
air maniku. Entah berapa banyak air mani yang kusemprotkan waktu itu. Pada
semprotan yang terakhir, aku melenguh keras. Takut jika ada yang mendengar..Mama
mendekap kepalaku di dadanya.
Setelah itu kukenakan blue jeansku, sambil tersenyum malu aku keluar dari gudang
itu. Sewaktu menutup pintu kulihat Mama mengguyur tubuhnya dan mulai menyabuni
pangkal pahanya. Sungguh sexy dan aku terangsang lagi. “Mandi berdua dengan Mama
? Wow !” pikirku. Aku masuk lagi ke dalam. Mama melihatku mengunci pintu dan
tersenyum kearahku penuh arti.

mamaku adalah kenikmatanku part 09

Aku juga meminta maaf kepadanya karena aku khilaf dan tidak mampu menahan kekuatan nafsu birahiku terhadapnya. Namun mama mengatakan tidak pernah dipikirkan lagi, karena dia mengerti kalo aku sedang menuju masa puber. Tapi dia sempat bercanda dengan mengatakan kepadaku bukan karena alasan puberitas yang harus disalahkan sehingga harus menyetubuhi mamanya sendiri. Aku sedikit malu mendengar pernyataan ini. Mama memintaku berjanji untuk tidak mengulangi perbuataan tabu ini.
Namun dalam singkat cerita saja, selama mama menghabiskan liburannya di sini, aku selalu saja memiliki akal yang mampu mendorong hatinya untuk aku setubuhi lagi. Aku kurang lebih sudah mengerti apa yang bisa membuatnya terasangsan atau horny. Aku sering menawarkan diri untuk memijitnya setiap malam dan bangun tidur, dan tawaran ini tidak pernah ditolak olehnya. Strategy yang aku gunakan selalu sama saja, dan sering berhasil dengan ampuh.
Pernah sekali di suatu malam, sewaktu mama merasa letih dan tidak berminat melayaniku, dimana aku sangat bandel dan berkesan memaksa, akhirnya mama pun menyerah dan pasrah melayani nafsu birahiku karena tidak tega melihatku memohon-mohon padanya untuk dipuasi. Di saat itu juga dia langsung menyerang daerah paling sensitif dan daerah kelemahanku, hanya sekitar kurang dari 2 menit aku sudah mencapai ejakulasiku.
Selama 3 minggu liburan mama di sini mirip seperti sedang berbulan madu. Semuanya serba bersama dengannya. Jalan-jalan bersama, liburan ke Sydney dan Melbourne bersama, mandi bersama, tidur bersama, dan bersama-sama melampiaskan nafsu birahi masing-masing.
Saat ini sudah 3 bulan berlalu semenjak mama kembali ke Jakarta. Aku sudah tidak sabar menunggu libur kuliah. Aku menjadi kecanduan dengan apa yang dinamakan hubungan suami-istri. Namun aku hanya ingin melakukannya dengan mamaku sendiri. Mungkin di Jakarta nanti, tidak terlalu susah bagiku untuk meminta jatah lagi darinya, karena tidak ada yang akan menaruh rasa curiga terhadap kami, karena kami adalah ibu dan anak.
Segini dulu cerita dariku. Aku tidak akan tersinggung bila para pembaca cerita panas di sini menganggap aku aneh atau sakit mental, karena kelainan yang aku alami ini bukan karena unsur kesengajaan. Tapi aku yakin di luar sana banyak individu-individu yang memiliki kelainan yang sama denganku.

mamaku adalah kenikmatanku part 08

Mama akhirnya kembali lagi dengan posisi telungkupnya, berharap untuk kembali dipijit lagi. Seperti kerbau dicucuk hidungnya, aku kembali ke pekerjaanku semula.
Kupijit lagi leher belakangnya, kemudian turun menuju punggung atas dan turun lagi ke punggu bawah berirama. Aku juga masih terus menggesek-gesekkan penisku di celah-celah pantat mama. Kudengar lagi dengungan nikmat darinya.
Aku sekarang menjadi berani. Kucoba mengarahkan ujung penisku di celah dalam pantatnya, berharap aku bisa menemukan bibir memeknya. Mama tidak protes dengan tingkahku itu, dan masih tetap diam. Sambil tetap memijit-mijit punggungnya, aku mencoba mendorong-dorong pinggulku, berharap ujung penisku mampu menembus masuk ke bibir memeknya.
Usahaku ini ternyata tidak terlalu sulit. Karena ternyata bibir memek mama telah menyambut kedatangan penisku dengan kondisinya yang telah basah dan lembab. Aku berhasil menancapkan penisku sedalam 2 centi ke dalam liang memeknya.
“Ahhh … Timmy … kok dimasukkin?” tanya mama pura-pura protes. Aku memilih untuk berpura-pura tidak mendengarnya, dan melanjutkan misiku lagi. Kali ini aku dorong batang penisku dengan paksa, agar terbenam semuanya di dalam memek mama.
“Ohhh …” guman mama.
Memek mama terasa basah sekali, lembab, dan licin. Kini aku menghentikan pijitanku, dan kedua telapak tanganku aku gunakan untuk menjadi tumpuan tubuhku agar tidak menindih tubuh mama. Dengan posisinya yang masih telungkup, aku setubuhi mamaku.
“Ceplak … ceplak …” bunyi seperti tamparan datang dari pantat mama karena aku menyetubuhinya dari belakang dengan posisinya yang masih telungkup.
“Timmmyyy … ahh … ahh … geli sayang …” desahan mama pun makin lama makin menjadi-jadi.
Kukocok terus liang memek mama non-stop. Mama seperti cacing kepanasan, dia remas semua yang ada disekitarnya. Korban yang paling kasihan adalah si bantal, karena dengan posisinya yang telungkup, mama secara praktis nyaris tidak mampu bergerak lebih banyak, sepertinya pasrah menerima hantaman-hantaman nikmat dari batang penisku di dalam liang memeknya.
Remasan tangannya terhadap si bantal semakin menguat, dan tiba-tiba tubuh mama mengejang. Sesaat kemudian dia menutup mukanya dengan bantal sambil mengerang keras.
“Errghhhhhh …” erang mama di balik bantal dengan kerasnya. Mama berusaha meredam erangannya dibalik bantal. Aku menghentikan goyangan pinggulku karena tubuh mama dalam kondisi yang menegang dari biasanya, dan memberikan waktu untuknya mengerang sepuas-puasnya.
“Huh … huh … huh …” nafas mama mulai tidak beraturan seperti baru saja berlari sejauh 2 km tanpa berhenti.
Setelah nafasnya mulai terlihat sedikit stabil, mama membalikkan tubuhnya menjadi terlentang.
“Timmy … kamu bener-bener anak mama yang paling nakal. Pertama berani kurang ajar ama mama, sekarang berani-beraninya gituin mama.” kata mama sambil melebarkan selangkangannya, membuka pintu agar penisku bisa masuk kembali. Mendengar ucapan mama ini, aku tersenyum di dalam keremangan kamar. Kini kamarku penuh dengan hawa nafsu birahi milikku dan mama. Aku sempat berpikir betapa nikmatnya melakukan perbuatan tabu ini bersama mamaku sendiri.
Aku melepaskan baju tidurku yang masih melekat di tubuhku dan kemudian tanpa basa-basi lagi, aku kembali menembak masuk batang penisku ke dalam memek mama lagi.
“Slep …” bunyi penis memasuki liang memek yang sedang pada posisi basah 100%.
Kembali aku menyetubuhi mamaku lagi dengan posisi tubuhnya yang terlentang dengan membuka selangkangannya selebar-lebarnya.
“Ahhh … ahhh … sayang … ” desah mama penuh nafsu. Setiap kata desahan yang keluar dari mulutnya seperti memberikan aliran listrik yang mengalir di tubuhku. Memberikan dentuman-dentuman nikmat disekujur tubuhku.
Tiba-tiba tubuhku sedikit bergejolak dan penisku seakan-akan mengembang sedikit. Inilah pertanda bahwa permainan tabu ini akan segera berakhir. Aku semakin mempercepat goyanganku dan gesekan penisku semakin aku percepat. Kelicinan liang memek mama sangat membantu proses percepatan gesekan dari penisku, dan memberikan sensasi yang makin lama semakin nikmat.
“Timmy sayang … kamu mau datang yah?” tanya mama.
“Iya … mama kok bisa tau?” tanyaku heran.
“Timmy … ini mamamu … mama tau segalanya tentang anaknya … ” jawab mama sambil terus mendesah.
“Ehm … ” responku.
Aku sudah akan mencapai klimaks. Aku tau ini tidak akan lama lagi.
“Timmy boleh keluar di dalam?” tanyaku.
“Di mana pun yang kamu mau sayang … ” jawab mama mesra.
Aku menjadi semakin gila rasanya. Kecepatan gesekan penisku semakin aku tambah. Suara desahan mama pun semakin membabi buta dan tidak terkontrol lagi. Tubuhnya kini kembali menegang seperti sebelumnya.
“Timmy … mama mau dapet sayang … ahhh ahhh” kata mama yang semakin kacau.
Aku merasa telah mencapai 80% mendekati klimaks, dan aku merasa pula sepertinya sebentar lagi mama akan meletup sebelum aku mencari klimaks.
“Ahhh … ahhh … Timmy … udah mauu keluarrrr belonnn?” tanya mama seperti cacing kepanasan.
“Ntar … ntar lagi …” jawabku dengan nafasku yang mulai terputus-putus.
Baru saja aku selesai bicara, tiba-tiba kedua tangan mama mendarat di dadaku dan kedua ibu jarinya mengosok lembut puting susuku.
Ulah mama ini memberikan kejutan mendadak terhadap tubuhku. Rasa geli dan nikmat yang luar biasa sewaktu puting susuku digosok-gosok lembut oleh kedua ibu jarinya, membuatku menjadi kalap dan tidak terkontrol. Seakan-akan dia tau kelemahanku yang mana aku tidak pernah menyadari sejak dulu. Di mana yang tadi masih 80% menuju ejakulasi tiba-tiba meluncur dasyat menjadi 100% akibat ulah mama ini. Aku tidak lagi mampu menahan kedasyatan senjata rahasianya yang baru saja mama keluarkan. Aku hentikan gesekan penisku dan menekan sepenuhnya batang penisku ke dalam liang memeknya tanpa ada sisa 1 milimeter pun.
“Ahhh … Timmy keluarrrr … ahhh ahhh … ” jeritku tak terkontrol lagi sambil memuntahkan semua air maniku di dalam liang memek mama tanpa ampun sambil memeluk tubuh mamaku.
Mama pun juga ikut mengerang, dan lebih dasyat dari yang pertama. Kedua kakinya mengapit pantatku dan menekannya dengan sekuat tenaga seperti berharap agar semua batang penisku tertanam dalam dalam dan memuntahkan semua isinya di dalam liang memeknya.
Setelah erangan kami mulai mereda, kami berdua masih bernafas dengan ngos-ngosan. Seperti baru saja lari maraton jarak jauh.
Dengan nafas yang masih terputus-putus, aku bertanya kepadanya bahwa senjata rahasia yang dia gunakan sebelumnya mampu menaklukkanku dalam sekejab. Dia mengatakan bahwa daerah itu adalah titik kelemahan papa dan dia sebenarnya tidak menyangka apabila daerah itu adalah titik kelemahanku juga. Like father like son begitulah candanya.
Tubuh kami masih saling berpelukan, dan batang penisku masih menancap di dalam memek mama. Aku masih belum ingin menariknya, karena aku suka kehangatan liang memeknya yang kini penuh dengan air maniku sendiri. Aku menghabiskan sisa-sisa waktu yang ada dengan banyak bertanya.
Aku pun bertanya apakah ngga apa-apa aku keluar atau kata lain ejakulasi di dalam memeknya. Mama mengatakan tidak ada masalah, karena dia sudah memakai sistem kontrasepsi rutin.

mamaku adalah kenikmatanku part 07

Aku mati kutu, benar-benar tidak tau harus menjawab apa. Karena memang tidak ada yang mengajariku untuk berbuat kurang ajar seperti itu. Ingin menceritakan kepadanya bahwa aku sering melihatnya ‘bermesraan’ dengan papa, kayaknya sudah tidak mungkin. Karena mungkin itu akan membuatnya semakin marah dan malu. Aku menjadi pasrah saja dengan keadaan.
“Anu … anu … Timmy ngga tau mama.” jawabku pasrah.
“Kalo ngga tau kenapa kamu kurang ajar sekali dan nekat gitu.” tegas mama.
Aku menyesal sekali karena asumsiku ternyata salah total.
Akhirnya aku memilih untuk menyerah dan menceritakan apa yang sedang aku alami sewaktu masih di Indo, dan kelainan aneh yang aku alami dari pertama sampai akhir. Mama mendengarkan dengan seksama dan menderung untuk mendengarkan. Aku bercerita tentang diriku yang aneh dan kejadian-kejadian aneh yang aku alami ini dari A sampai Z cukup lama. Aku menafsir kira-kira 2 jam lamanya aku menceritakan semua isi hatiku ini kepadanya.
Yang mengherankan, justru setelah aku menceritakan semuanya ini, beban perasaan yang aku simpan bertahun-tahun ini langsung lenyap. Meskipun aku tahu bahwa yang mendengarkan ceritaku ini adalah mamaku sendiri.
Setelah ceritaku berakhir, mama hanya diam saja. Tidak ada omelan, ocehan, atau bentakan darinya lagi. Tingkah mama seolah-olah mengerti, memaklumi, dan seolah-olah seperti menemukan jawaban yang dia nanti-nantikan.
Mama kembali merebahkan tubuhnya kembali di atas ranjang sambil membelakangiku. Suasana kembali hening. Aku juga ikut berbaring di atas ranjang. Mataku masih belum terpejam, dan sedang merawang-rawan di atas langit-langit kamar yang gelap. Aku menghela nafas panjang. Kecewa, malu, lega, dan takut menjadi satu.
Kondisi mama pun juga sama, dia juga tidak bisa tidur. Meskipun dia sedang membelakangiku, namun tubuhnya tidak pernah diam. Seperti mau begini tidak enak, mau begitu tidak enak. Aku tidak tau apa yang sedang mama pikirkan, dan aku juga tidak berani bertanya macam-macam lagi. Aku memilih untuk diam dulu.
Tiba-tiba mama membalikkan badannya, dan tanpa aku duga tiba-tiba tangan kanan menyelinap di bawah celana tidurku dan langsung menggenggam penisku yang masih loyo dengan gampang dan cepatnya. Perlu diketahui bahwa aku sampai sekarang ini tidak pernah memakai celana dalam sewaktu tidur, karena alasan kenyamanan saja bila melepas celana dalam waktu tidur. Terang saja tidak sulit baginya untuk menemukan posisiku penisku di balik celana tidurku.
Terus terang aku kaget setengah mampus dengan gelagat mama malam itu. Aku tidak pernah menyangka sama sekali apa yang sedang dia lakukan sekarang. Dengan cepatnya dia menggenggam penisku.
“Mama … ” seruku kaget setengah protes.
“Sssttt … Timmy tenang aja. Anggap ini bonus.” bisik mama. Aku kembali diam, dan membiarkan apa rencana yang akan mama buat malam itu.
Penisku perlahan-lahan mulai mengeras, karena ternyata mama mengganti genggamannya dengan kocokan-kocokan lembut. Jantungku kembali berdegup kencang. Nikmat sekali kocokan-kocokan lembut dari tangannya. Sangat berbeda dengan kocokan tanganku sendiri sewaktu sedang ingin ber-onani.
“Ahhh … ” desahku. Tanpa bisa aku kontrol desahan ini tiba-tiba keluar dari mulutku.
Tak lama kemudian, mama menaruh air liur sedikit di telapak tangannya dan mengocok-kocok lagi penisku. Alamak … kali ini kocokan lebih nikmat dari yang tadi. Air liur mama membuat licin kocokan tangannya, membuatku semakin keenakan dibuatnya.
“Ahhh … ahhh …” desahku makin menjadi-jadi, penisku makin lama makin mengeras. Mama tidak berkomentar sama sekali, dan tetap saja dengan santainya mengocok-kocok penisku. Aku kemudian melepas total celana tidurku, agar memberikan keleluasaan dan ruang lebih lebar untuk memainkan irama kocokannya terhadap penisku.
Kira-kira lebih dari 10 menit, mama sibuk mengocok-kocok penisku, tetapi aku belum menunjukkan tanda-tanda ingin berejakulasi. Nafas mama terdengar sedikit capek.
Tanpa berpikir panjang lagi, aku menampik tangan mama dari penisku dan aku bangkit menimpa tubuh mama.
“Timmy … mau apa kamu?” tanya mama heran.
“Pengen cobain ma.” jawabku singkat.
“Timmyyy … ini mama … mana bisa begitu. Ini ngga boleh. Tabu kan?!” protes mama.
“Tapi Timmy pengen banget ma.” jawabku lagi sambil berusaha menarik lepas celana boxer mama. Yang membuatku semakin berani, mama tidak berusaha menahan ulahku itu. Setelah aku tarik celana boxernya, tanpa pikir panjang lagi aku tarik pula celana dalamnya dengan secepat mungkin.
Kini mama sudah terlanjang bawah, dan aku pun juga terlanjang bawah. Kemudian kulebarkan selangkangannya agar aku bisa memasukkan penisku ke dalam memek mama. Tiba-tiba kedua tangan mama menutup lubang memeknya.
“Pijitin mama dulu dong?!” minta mama. Mendengar itu aku menjadi sedikit kecewa, meskipun sebenarnya mama telah memberikan lampu hijau kepadaku.
Tanpa banyak bicara, mama membalikkan badannya ke posisi telungkup, pertanda ingin dipijit dahulu. Akhirnya aku mengalah dan berusaha untuk bersabar dulu.
Kupijit leher belakangnya, kemudian turun menuju punggung atas dan turun lagi ke punggu bawah berirama. Aku duduk di atas pantat mama dengan penisku masih saja tegang. Sambil memijitnya, aku juga berupaya menggesek-gesek penisku di celah-celah pantat mama. Memberikan sensasi yang nikmat bagiku. Dan ternyata mama sangat menyukai pijitanku.
“Hmmm …” dengung mama pertanda dia sangat menikmati pijitanku ini.
Tak lama kemudian dia bangkit dari posisinya yang telungkup tadi. Aku mengira dia mau menyuruhku mengakhiri pijitannya. Tapi diluar dugaan, dia melepas baju tidurnya bersama BH-nya tanpa berucap satu kata pun. Aku dapat melihat tubuh bugilnya di balik remang-remang. Sungguh indah tubuh mamaku ini, kataku dalam hati.