Rabu, 13 April 2011

kado istimewa mama part 02

"Ehm ehm, ternyata begini ya? yang dilakukan mama dan anaknya?"
Tiba-tiba suara papanya sudah ada di belakang meraka, mereka tak menyadari karena terlalu keasikan.
"Papa.." ucap Wen dan mamanya hampir bersamaan.
"Ini Pa, anakmu kan sudah gede nih, belum tahu namanya seks, jadi mama coba ajari biar gak kuper sekalian ngetes normal nggak dia", kata Mamanya.
"Ooo gitu, tapi kok sampai kayak gitu"
"Biar dia juga punya pengalaman, kan lebih baik kita yang memberitahu, daripada orang lain yang mengajarinya entar malah salah", jelas mamanya sambil melanjutkan mengulum penis anaknya itu.
"Ya sudah, biar Papa lihat", meski begitu terlihat celana kolornya agak menonjol tidak seperti biasanya.
Agaknya papanya juga terangsang melihat apa yang dilakukan Mama dan Wen atau memang sedang bernafsu ingin bersetubuh. Kemudian dia mendekatkan mulutnya ke kepala Mama.
"Ma, sebenarnya Papa juga pingin", bisiknya.
"Papa sudah terangsang nih"
"Ya gantian ya Pa", jawab Mama.

Sementara Wen yang dari tadi hanya mendengarkan saja sudah nggak tahan spermanya mau keluar, hingga kemudian diapun memberitahu mamanya.
"Ma, Wen mau keluar nih"
"Tahan dulu", mamanya mengeluarkan penisnya dari mulutnya, kemudian dia melepaskan daster tidurnya, kemudian BH-nya dan terakhir celana dalamnya.
Melihat itu Papanya langsung protes.
"Ma, apa-apaan sih kok ikutan telanjang juga?"
"Lho pa, kan sekalian, biar dia tahu semuanya, Papa sekalian sini deh"
"Ma, Wen kan anak kandungmu, masak kamu mau melakukan sama dia", sambil mendekati istrinya.
"Pa, biar dia tahu, lagian hari ini ulang tahun mama, sekali ini saja deh Pa", rayu mama.
"Mama memang gila, tapi terserah mama deh"
"Thanks Pa", ucap mama, sambil mencium suaminya.
"Papa mau kan sekalian melakukannya disini?".

Tanpa menunggu jawaban dari suaminya dia merebahkan tubuhnya telentang di ranjang di hadapan dua laki-laki itu.
"Wen, sini sayang, gantian ini tetek Mama kamu isep ya"
Wen segera menyodorkan kepalanya ke dada Mamanya, terus mulai menghisap payudara mamanya yang sudah agak kencang karena sudah mulai terangsang. Sedangkan Papanya sekarang sudah melepas celananya sehingga telanjang juga.
"Pa, Mama dikerjain dong", pintanya.
Papanya pun langsung menuju ke arah selangkangannya dan mulai menjilatinya, bahkan kadang-kadang menghisapnya, sehingga suasana semakin panas saja. Mamanya yang mulanya hanya mendesis ringan tak jarang mengeluarkan jeritan kecil saat vaginanya dihisap suaminya, sambul tangannya sibuk meremas pantat Wen dan juga mengocok penis Wen agar tetap menegang.
"Ah ah uh Pa, sebentar Pa beri kesempatan Wen dulu Pa", kata Mama tertahan.
"Biar Wen merasakan memek mamanya Pa".
Papanya pun segera bergeser. Demikian pula dengan Wen.
"Wen, sayang, dulu kamu lahir dari lubang ini, sekarang coba kamu rasakan nikmatnya memek Mama!", ucap Mama.
"Sekarang masukkan kontolmu ke lubang Mama Ya Wen, Mama sudah nggak tahan nih!"
"Ya, Ma", ujar Wen sembari mengarahkan penisnya yang mengacung ke selangkangan Mamanya.
Setelah tepat di depan lubang vagina Mamanya didorongnya penisnya agar masuk, tapi "Sret" penis Wen meleset, karena memang bibir vagina mamanya sudah agak licin setelah dijilati Papanya, kemudian dicobanya lagi, gagal lagi, hingga kemudian dia dibantu Papanya.
"Coba Papa bantu", katanya sambil memegang penis Wen dan mengarahkan ke vagina istrinya
"Sekarang dorong kontolmu, Wen!".
Dan "Bless" penis Wen masuk ke vagina mamanya.
"Ahh.." hampir bersamaan suara Wen dan Mamanya mendesah merasakan sensasinya.
"Sekarang maju mundurkan kontolmu di memek mama sayang", pinta Mamanya.

Wen pun langsung tancap gas, dimaju mundurkannya penisnya, mula-mula pelan-pelan kemudian semakin agak cepat, membuat mamanya semakin mendesak keenakan.
"Gimana sayang rasanya, sayang?"
"Enak banget Ma", jawab Wen sambil mendengus.
Papanya pun mulai beraksi lagi, disodorkannya penisnya ke mulut mamanya yang sedang menikmati kocokan penis anaknya.
"Ma, sekarang sambil isep kontol Papa dong".
Mama pun langsung memasukkan penis suaminya itu ke mulutnya. Melihat adegan yang dilakukan Papa dan Mamanya tersebut membuat Wen semakin terangsang, sehingga dia semakin mempercepat kocokannya di vagina Mamanya, sehingga terdengar bunyi ketika pahanya bertatapan dengan paha mamanya yang mekangkang. Mamanya juga tak segan-segan mendesah atau menjerit kecil ketika dia keenakan, demikian pula papanya yang berulang kali mendengus panjang ketika penisnya dihisap istrinya, demikian pula Wen yang terus mengocok penisnya di vagina Mamanya.

"Terus sayang, cepat sedikit sayang, Mama Mau keluar nih", kata Mamanya mendesah.
Wen pun agak mempercepat kocokannya, Terlihat Mamanya kelojotan, goyang kanan, dan ke kiri memainkan pinggulnya sambil terus mengulum penis Papa. Sesaat kemudian Mamanya merapatkan pahanya sehingga menjepit tubuhnya. Wen merasakan ada cairan hangat yang keluar dari dalam vagina mamanya, tapi dia tidak peduli, dia terus memaju-mundurkan penisnya, hingga mamanya kelihatan melemas.
"Ma, aku mau keluar Ma", tiba tiba Wen berteriak.
"Tahan Wen, jangan dikeluarkan di dalam, biar Mama isep lagi saja"
Wen segera menarik keluar penisnya dari vagina mamanya, "Plub" terdengar suara penisnya keluar dari vagina Mamanya, terlihat penisnya yang memerah berkilat-kilat karena terkena cairan vagina Mamanya.
"Pa, ganti posisi Pa", katanya sambil bangkit dari telentangnya.
"Sini wen kamu ganti yang telentang"
Wen pun jadi telentang, penisnya yang mengacung itupun langsung dikulum oleh mamanya, sementara Papanya mengambil tempat di belakang Mamanya dan langsung memasukkan penisnya ke vagina istrinya dari belakang.
"Ughk", desah mamanya ketika penis suaminya memasuki vaginanya.
Papanya kemudian terus mengocokkan penisnya.
Sementara hanya bisa mendesah dan bersuara "ah uh ugh" ketika Mamanya menghisap penisnya semakin panjang saja, hingga dia tidak bisa menahan keluarnya spermanya lagi.
"Ma, ah uh ahk Ma aku keluar.., Maa.."
Seiring menyemburnya cairan putih kental dari penisnya, banyak sekali spermanya yang keluar di mulut mamanya yang langsung ditelan Mamanya, bahkan sampai ada yang keluar dari mulutnya, sedangkan yang masih tertinggal di penisnya dijilati Mamanya sampai bersih tak tersisa. Wen pun mulai melemas.
"Ma, enak banget Ma", desah Wen.
Mamanya memberikan isyarat kedipan matanya dan mencium bibirnya dengan mesra.

Tak lama kemudian Papanyapun mencabut penisnya dari vagina mamanya itu dan mengacungkan didepan mulutnya, dan dengan sedikit kocokan keluarlah cairan putih kentalnya yang menyembur ke wajah istrinya bahkan ada yang mengenai wajah Wen, sebagian masuk ke mulut istrinya dan ditelannya, kemudian Mama mengulum dan menghisap penis suaminya itu dan dibersihkannya penisnya dari sisa sperma yang masih menempel, sedangkan yang ada di wajahnya diratakannya dengan mengusap wajahnya hingga kelihatan bersih. Terlihat Papa dan mamanya puas dengan apa yang baru saja dilakukannya.

Dengan masih telanjang ketiganya kemudian terbaring kelelahan, kemudian mereka berpelukan bertiga, Wen yang berada ditengah-tengah Papa dan Mamanya merasa kebahagiaan yang luar biasa saat itu dan akhirnya ketiganya ketiduran hingga keesokan harinya. Benar-benar malam yang penuh kenikmatan. Begitu seperti yang diceritakan Wen kepada Fikki.
Aku hanya bisa berkata, "Gila..!".



Tidak ada komentar:

Posting Komentar